Hubungan lintas agama dan
kepercayaan. Bukan hal baru yang terdengar, bukan hal asing untuk dilakukan.
Padahal berat. Banyak yang harus dikorbankan, banyak yang harus disembunyikan.
Tapi ketika cinta terlanjur datang, manusia bisa apa?
Terkadang, hati tidak mampu lagi
berkata ‘tidak’ dan dengan sukarela memasuki sebuah ruangan dengan label
‘hubungan’ yang mana suatu saat nanti akan meledak, seperti halnya bom waktu.
Tinggal menunggu. Tinggal menanti waktu. Sama-sama tahu akan hancur. Namun
memutuskan untuk maju, hanya untuk momen-momen yang bisa dilewati bersama.
Meskipun sebentar. Meskipun mengetahui kesudahannya tetap akan datang. Harus
terpisahkan, karena hal-hal melekat sejak lahir dan diciptakan.
Sebagian hanya rely on dengan, “jalanin aja dulu…”.
Sebagian lagi bertahan dengan sisa kekuatan yang ada. Hanya untuk sebuah
harapan. Harapan akan bangun di pagi hari, dan semuanya berubah sesuai dengan
keinginan. Harapan untuk sebuah penyerahan. Harapan untuk diterima oleh
keluarga. Harapan untuk tidak lagi harus menjembatani perbedaan. Hal-hal yang
mustahil untuk terjadi, jika tidak diimbangi dengan tindakan, beserta
konsekuensi yang begitu besar mengikat.
Pilihan antara keluarga, atau
pasangan. Pilihan antara mengalah atau mengalahkan. Pilihan antara hidup
tenang, atau terus berbohong demi mempertahankan keadaan. Pilihan untuk
berjuang, atau menyerah karena tidak akan ada gunanya jika diteruskan. Pilihan
untuk tetap tinggal dengan segala konsekuensi yang ada, atau pergi dengan
segala sakit hati yang diakibatkannya.
Yes, there’s no Grey area.
You, somehow have to
pick and make a decision.
Pilihan yang selanjutnya akan
membuahkan keputusan, tentang jalan mana yang akan ditempuh. Tentang tindakan apa
yang akan diambil. Tentang bagaimana menjelaskan semuanya. Terutama tentang
bagaimana cara menyembuhkan hati yang terlanjur terluka.
Simalakama. Karena pilihan apapun
yang kamu akhirnya putuskan, akan berakhir menyakitkan.
When you’re too tired to hold on, and too in love to let go.
Menunggu salah satu menyerah.
Menunggu keluarnya keputusan menyakitkan untuk berpisah. Menunggu kamu yang
mengambil jalan untuk pergi sekarang, atau menunggu waktu yang memisahkan cepat
atau lambat.
Dua-duanya menyakitkan, hanya
tinggal masalah kapan. Dua-duanya berakhir kehilangan, kecuali pada akhirnya
salah satunya mengalah karena terlalu lelah.
Eventually, one of
those things will happen.
So, you have to
decide.
Now, or later?
*gambar diambil dari sini
No comments:
Post a Comment