Setiap manusia yang hidup dan
bernafas, pasti berguna bagi sekitarnya. Bukan hanya dirinya sendiri. Bisa
sebagai penjaga, pembawa kebahagiaan, pelindung, penyembuh, atau mungkin
sebagai pembelajaran.
Lepas dari setiap profesi, setiap
dari kita pasti memiliki pengalaman hidup. Pahit. Manis. Pedih. Suka. Duka.
Kecewa. Setiap detik yang dapat menjadi cerita. Setiap momen yang bisa diingat,
dan diproyeksikan menjadi bentuk lain dengan nama pelajaran.
Mereka bilang, pengalaman adalah
guru yang terbaik. Yes, I couldn’t agree
more. J
Asiknya, bukan hanya bagi kita,
pengalaman itu (mungkin saja) menjadi pelajaran bagi orang lain. Supaya tidak
mengulang kesalahan yang sama. Atau sekedar menemukan peluang untuk keluar dari
sebuah masalah. Atau setidaknya membangkitkan optimisme untuk pulih. Atau
pengingat kalau mereka tidak sendirian. J
Trave(love)ing,
sebuah buku yang dibuat dengan semangat yang sama, menjadi contoh, bahwa kita bisa saja berguna bagi orang lain dengan cara yang sederhana, seperti membagi cerita. Move on, memang tidak pernah mudah bagi mereka yang masih sepenuhnya mencinta. Kesakitan ditinggal seseorang tidak pernah bisa dimengerti kalau tidak pernah merasakan. Tapi… bisa. Keempat penulis ini, telah membuktikannya. Diceritakan dengan jelas bagaimana kesakitan dan kepedihan yang saat itu dirasakan, sampai pembacanya mau tidak mau ikut merasakan. Ikut menangis. Ikut membayangkan bagaimana hancurnya si pemilik cerita.
sebuah buku yang dibuat dengan semangat yang sama, menjadi contoh, bahwa kita bisa saja berguna bagi orang lain dengan cara yang sederhana, seperti membagi cerita. Move on, memang tidak pernah mudah bagi mereka yang masih sepenuhnya mencinta. Kesakitan ditinggal seseorang tidak pernah bisa dimengerti kalau tidak pernah merasakan. Tapi… bisa. Keempat penulis ini, telah membuktikannya. Diceritakan dengan jelas bagaimana kesakitan dan kepedihan yang saat itu dirasakan, sampai pembacanya mau tidak mau ikut merasakan. Ikut menangis. Ikut membayangkan bagaimana hancurnya si pemilik cerita.
Mereka berjuang. Tidak semudah
membalik telapak tangan. Tapi merangkak
pelan, dan keluar sebagai pemenang. Menjadi pembuktian bagi pembacanya, atau
mereka yang sedang patah hati di luar sana, kalau ada jalan. Tidak halus dan
rata, memang. Tapi bisa dilewati. Mereka bisa. Kenapa kita tidak? Mereka
mencari cara, membagi cerita, dan mengembalikan pilihan itu ke tangan kita.
Seorang sahabat bersampul merah muda, yang juga pengingat bahwa kamu bisa terus melangkah. Optimisme dan
harapan bagi hati yang patah atau air mata yang sedang tumpah. J
Kalau kamu… apa ceritamu? J
You
don’t have to be an expert on something to help others. -@anggasasongko
No comments:
Post a Comment